Mohon tunggu...
Permana Santana
Permana Santana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

We born alone, live alone and die alone..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Setelah Pelangi: Elegi Wulandari

25 Desember 2015   17:00 Diperbarui: 25 Desember 2015   17:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tenang aja zar, pokoknya kalau sukses kamu bakal aku pesenin dan tungguin ojek online tiap hari deh, hihihihi”

“Deal, ini nomor kontaknya. 085xxxxxxxxx”

“Thanks, Zara yang baik!”

Tantan mengepalkan tangan kemudian mendorongnya ke atas pertanda kebahagiaan hatinya, eksplosif. Hari itu perasaannya sungguh bahagia, walaupun bagi sebagian orang mendapat sebuah nomor kontak lawan jenis adalah sebuah hal biasa. Bagi Tantan, memiliki nomor kontak Pelangi adalah awal dari kebahagiaan-kebahagiaan yang akan menghampiri nanti, setidaknya itulah yang ada di benaknya sekarang.

****

Sejak mendapat nomor kontak Pelangi, Tantan mulai bisa membuka jalan untuk bisa dekat dengan sang pujaan hati. Tantan mulai bisa membangun komunikasi dengan Pelangi menggunakan aplikasi chating kekinian. Tantan tak pernah melewatkan harinya untuk sharing dan ngobrol ngalor ngidul dengan Pelangi. Tantan mulai sedikit memahami karakter dan kehidupan yang dijalani Pelangi, seorang single Mom yang mengemban perjuangan berat demi anaknya. Tak cukup sampai disitu, Pelangi memiliki masa lalu pahit dengan kehidupan berumahtangga, khususnya terhadap mantan suaminya yang selalu bertindak semena-semena, bahkan Pelangi sering mendapat kekerasan fisik dari lelaki tersebut.

Sejak kejadian itu, Pelangi masih sering mengalami trauma sampai sekarang. Terkadang Pelangi sering menyakiti dirinya untuk menghilangkan rasa trauma tersebut. Kenyataan yang dialami Pelangi tersebut, membuat Tantan marah dan sedih.

Akan tetapi, semua cerita yang didengar Tantan tentang Pelangi tidak membuatnya menjauh. Sebaliknya, cinta Tantan tumbuh makin besar, bahkan Tantan khawatir luasnya dunia takkan mampu menampung rasa cintanya.

Lebih dari itu, Tantan juga sudah bisa keluar dari perasaan gelisah yang selama ini menghantui. Tantan ibarat mendapat obat mujarab untuk menghalau galau. Obatnya sungguh sederhana, Tantan cukup berangkat kerja seperti biasa, kemudian ia sengaja melewati meja kerja Pelangi hanya untuk mendapatkan senyum teduh nan lentik dari Pelangi. Kalaupun ia tidak mendapatkannya, melihat sosok Pelangi dari kejauhan saja sudah menjadi anugerah yang lebih dari cukup. Ya, saat ini Tantan tenggelam dalam kebahagiaan di dunianya sendiri.

Pelangi adalah rindu.

Pelangi adalah mood booster.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun