"Jadi bukan karena virus lorina Bu dokter?", tanya ayah pemuda itu.
"Kata siapa virus lorina?", Bu dokter bertanya balik.
"Kata Pak dokter di desa kami yang kemarin memeriksa anak saya Bu dokter", jawab ayah pemuda itu.
"Tidak ada yang namanya virus lorina. Itu bohong", ucap Bu dokter tegas.
"Tapi di desa kami sudah banyak yang terkena penyakit ini bu dokter", sanggah Pak Nurdin.
"Jadi Pak Nurdin percaya kalo mereka semua itu terinfeksi virus lorina?", tanya Bu dokter balik.
"Sebenarnya sih saya juga tidak terlalu percaya Bu dokter, tapi kenyataannya memang banyak orang yang sakit seperti pemuda ini di desa kami", jawab Pak Nurdin.
"Ini hanya alergi gatal biasa, yang dipicu oleh kuman yang berasal dari air, dan tidak menular juga... Warga desa Lorina menggunakan air yang sumbernya dari mana?" tanya Bu dokter.
"Dulu kami hampir semuanya menggunakan air sumur. Tapi karena menurut dokter di desa kami air sumur adalah tempat asalnya virus lorina, jadinya warga di desa kami sekarang menggunakan air PAM semua", jawab Pak Nurdin.
Bu dokter dan perawat beberapa saat hanya tertawa kecil dengan sesekali menggelengkan kepala mereka.
"Saran saya sekarang kepada bapak-bapak, mulai besok jangan dulu menggunakan air PAM. Gunakan kembali air sumur, dan jaga sebaik mungkin tempat penampungan air sumur itu supaya tidak ada orang lain yang bisa memasukkan apapun ke dalam sana, apalagi pada malam hari!", Bu dokter memberi saran.