"Maaf. Kalau boleh tahu, ada keperluan apa Mbak kemari? Saya kira, kita belum pernah bertemu sebelumnya," aku membuka pembicaraan.
"Kita memang tidak saling kenal. Tapi, saya rasa kita berdua punya urusan," jawabnya menggantung.
"Maksud, Mbak?" tanyaku penasaran.
"Begini. Saya sengaja datang kesini untuk membicarakan satu hal dengan Adik....."
"Keyla," aku menyebut namaku. "Mbak cukup memanggil nama saya saja."
"Baik, Keyla. Kedatangan saya kemari hanya untuk menanyakan sesuatu. Tepatnya, untuk lebih meyakinkan saya tentang status Keyla sebenarnya," lanjut wanita itu.
"Maaf. Saya tidak paham dengan maksud, Mbak," aku bertanya lagi.
Wanita itu tidak terburu-buru menjawab. Ia memperbaiki posisi duduknya yang agaknya dirasa kurang nyaman. Sambil mengulas senyum akhirnya ia mulai menjelaskan. "Nama saya Rani. Jauh-jauh saya terbang dari Jakarta untuk menemui Keyla."
Diam sejenak.
"Mengenai informasi tentang Keyla, saya dapat dari Faiz."
"Faiz? Apa hubungan Mbak dengan dia?" tanyaku makin penasaran.