Mohon tunggu...
Septi Rusdiyana
Septi Rusdiyana Mohon Tunggu... -

.......tak ada rasa yang abadi......ketika mulai lelah dengan segala perubahan, bukalah album dan cerita lawasmu.......ia akan menghiburmu.......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Termiliki

22 Agustus 2017   15:39 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:44 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia keponakan saya. Ibunya adalah kakak ipar saya," jelasnya.

Aku mulai mengerti.

"Lalu, apa hubungannya dengan saya?" aku kembali bertanya.

"Dans," ia menyebutkan sebuah nama. "Dans adalah suami saya. Keyla pasti sudah sangat mengenalnya, bukan?"

Aku terhenyak mendengar Rani mengaku bahwa Dans adalah suaminya. Aku bukan tidak tahu kalau sebenarnya Dans memang sudah berkeluarga. Tapi, tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau aku akan berhadapan langsung dengan istrinya. Aku tidak berkomentar apa-apa. Perasaanku berkecamuk.

"Keyla tidak perlu khawatir. Saya datang kemari dengan maksud baik. Bukan untuk menuntut macam-macam dari Keyla. Saya tahu Keyla pasti seorang gadis yang baik. Kalau tidak, Dans tidak akan mungkin memilihmu.

Satu hal yang perlu Keyla ketahui. Rumah tangga kami tidak sedang bermasalah. Bahkan, bisa dikatakan kami tidak pernah bertengkar. Hanya saja, tuntutan pekerjaan mengharuskannya sering keluar kota. Dia menjadi jarang berkumpul dengan saya dan anak-anak. Karena itu, saya tidak menyalahkan siapapun saat Keyla mulai masuk ke dalam kehidupan Dans."

Aku terdiam. Tidak tahu harus menanggapi bagaimana.

"Keyla sangat mencintai Dans, ya?" Rani bertanya tiba-tiba.

"Sa... saya... mmm..." ucapku terbata-bata.

"Baik. Saya sudah tahu jawabannya. Keyla tidak perlu lagi menjawab pertanyaan saya," Rani memotong kalimatku. Nada bicaranya masih tetap sama. Datar. Penuh rasa keibuan. Tapi, entah kenapa sikapnya itu justru membuatku semakin serba salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun