Mohon tunggu...
Pann D. Ryuki
Pann D. Ryuki Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mereka yang Kau Sebut Hantu

3 September 2019   11:35 Diperbarui: 3 September 2019   11:38 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya dirumah aku dikenal dengan orang tuanya Reina, dan  lelaki tua yang ku tebak itu adalah kakeknya Reina. Tatapan tajam mengarah padaku, dan kakek tua itu berkata,

" tadi kamu lihat apa nak di pohon sana."

Dug, otakku seakan langsung terfokuskan pada pohon yang aku lihat di tepi jalan tadi.

"Tidak ada kek," jawabku.

Kakek menghampiri dan menepuk pundakku dan setengah berbisik berkata,

"Tadi ada yang mengikutimu," kata kakek dan melongos pergi.

Selesai berkenalan dengan orang tuanya Reina, aku di ajak ke kamar depan, dulunya itu adalah kamar milik kakak Reina yang telah meninggal 3 tahun yang lalu. Sedikit berdebu namun masih bisa aku tempati untuk merebahkan tubuhku sejenak.

Karena kelelahan,tak sadar aku ketiduran dan ketika bangun kulihat hari sudah malam. Ada yang tidak beres dalam tidurku, seakan ada yang aneh dalam mimpiku tadi.

Ada seorang perempuan cantik yang melambaikan tangannya kepadaku, aku tidak mengenalnya, tetapi perasaanku mengatakan jika aku pernah bertemu di suatu tempat entah dimana. Aku duduk terdiam sejenak memikirkan dan berusaha mengingat mimpiku barusan.

Aku keluar kamar untuk pergi ke toilet. Ku temui Reina sedang duduk santai di teras dengan gitar yang sesekali di petiknya, menyanyikan sebuah lagu yang tak ku mengerti artinya.

Kulanjutkan langkahku menuju toilet.
Setelah itu aku menemui Reina di teras. Reina menoleh, menyadari kedatanganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun