Kata itu sepertinya di tulis oleh Gilang disaat sebelum Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan darah yang berasal dari tangannya sendiri.
Aku bergegas keluar dari rumah itu, dan seketika itu, pemandangan indah yang tadi kulihat berubah menjadi hutan yang gelap, di penuhi suara gagak yang saling bersahut-sahutan.
Aku berlari sekencang-kencangnya. Tak peduli rasa sakit yang aku rasakan. Aku tak ingin terbunuh seperti teman-temanku. Aku harus keluar dari tempat ini.
"Anton!!"
Sekilas aku mendengar ada yang memanggilku. Ku tajamkan penglihatanku di hutan yang gelap ini, menyusuri darimana suara itu berasal.
Ada seseorang dari balik pohon. Matanya tertuju padaku, terbesit tanya di benakku siapakah sosok yang berdiri mematung itu.
"Bayu? Kapan kamu disitu?" Tanyaku dengan nada setengah kaget.
"Iya, ini aku Bayu."
"Syukurlah kamu selamat, aku takut. Reina Gilang dan Dimas sudah meninggal Bay."
"Aku sudah tahu, aku melihat mereka terbaring di sana ketika aku pergi kesini. Dan Gilang, aku juga tahu dia ada di rumah sana."
"Maaf kami meninggalkanmu di gubuk," kataku menjelaskan.