Di arimu na umara hos
Napa nian tompuon dio
Anso ulang ko umolosÂ
Bait ke-7
Doli-Doli! Ngada dope diboto ho parsaitan
Saulakon tauken diboto ho do i
Pasomal targan di bagas asonanganÂ
Mandai tanggungon na tauken roi
Dalam kaitannya dengan dengan ras, kelas, dan gender penulis Williem Iskander ingin mengungkapkan kritik terhadap remaja  dan nasihat kepada para remaja ( anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah) agar bersiap-siap menghadapi kehidupan yang lebih keras di masa yang akan datang. kalau untuk bersenang-senang tidak perlu diajari tetapi para remaja perlu tahu dan mengerti bagaimana menghadapi penderitaan hidup. Selaras dengan hal itu penulis puisi sebagai keturunan orang batak yang berasal dari Sumatera Utara ingin menyampaikan bahwa latar belakang budaya suku batak adalah para pejuang yang dikategorikan dalam arti orang batak harus siap menghadapi tantangan yang akan terjadi kedepanya. Kata "doli-doli" di dalam suku batak yang berarti remaja laki-laki, sehingga Williem Iskander mengkritiki bahwa pria laki-laki harus bertanggung jawab akan hidupnya dan hidup keluarganya kelak di kemudian hari, hal ini yang menjadi filosofi orang batak yang ingin diungkapkan oleh penulis di dalam puisinya.Â
Paradigma Ekokritik BiosentrismeÂ
Biosentrisme  berpendapat bahwa manusia merupakan salah satu entitas di alam semesta. Manusia mempunyai kedudukan yang sama dalam kehidupan di alam semesta ini.  Kehidupan manusia tergantung pada dan terkait erat dengan semua kehidupan di alam semesta  ini. Dalam puisi "Di danak Na Mompas Godang" karya Williem Iskander  terlihat secara jelas penulis sekaligus penyair  yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara ingin menyampaikan di dalam puisinya bahwa kita punya peranan besar untuk menjaga serta merawat alam maupun ekosistem yang ada. Terlihat dalam  beberapa kutipan puisi itu sendiri ;