Ekokritik Sastra dalam paradigma Biosentrisme  Pada Puisi "Di danak Na Mompas Godang"  Karya Willem Iskander
Otniel Wijaya Napitupulu
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Dr. Soetomo
email: otnielwijaya5@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini bertujuan menjelaskan hubungan kajian ekologi sastra (ecocriticism) Â dengan karya sastra salah satunya puisi. Tulisan ini mencoba menganalisis Ekokritik Sastra dalam paradigma Biosentrisme pada Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander yang tampak sebagai gejala baru dalam kajian sastra di Indonesia.Â
Ekologi sastra memfokuskan perhatian pada jalinan fenomena alam semesta sebagai inspirasi sastrawan (pengarang atau penyair) dalam melahirkan suatu karya sastra. Ekologi sastra berorientasi melestarikan nilai-nilai lingkungan hidup. Dalam realitanya ekokritik juga mengkritisi kehidupan manusia yang hanya menikmati dan menghabiskan lingkungan hidup itu sendiri tanpa merawat dan menjaga.Â
Dalam puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander peneliti ingin mengkaji sejauh mana penyair mengungkapkan hubungan puisi yang ditulis dengan ekokritik sastra dalam paradigma biosentrisme.
Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander menggunakan beberapa pendekatan teori salah satunya teori Greg Garrard yang  menjelaskan ecocriticism meliputi studi tentang hubungan antara manusia dan nonmanusia, sejarah manusia dan budaya yang berkaitan dengan analisis krititis tentang manusia dan lingkunganya.Â
Greg  Garrrard menelusuri perkembangan gerakan itu dan mengekplorasi konsep-konsep yang berkaitan tentang ekokritik : a. Pencemaran (polution) b.  Perumahan/ tempat tinggal (dwelling) c. Bencana (apocalypse) d. Hutan belantara ( wilderness) e. Binatang (animals) f. Bumi (earth)  Dalam penelitian ini juga peneliti ingin melihat sejauh mana nilai kearifan ekologis pada puisi dengan menggunakan ekokritik sastra dengan paradigma biosentrisme
Kata kunci : Ekokritik Sastra, Puisi, Paradigma Biosentrisme, Ekologi, Sosiologi Sastra