Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Lama

20 Maret 2023   13:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Setelah ibuk dikebumikan, aku pulang ke rumah. Berkemas barang untuk minggat selamanya.

"Nak-" Tangan bapak memegangku, berusaha menyegat.

"Berhenti menghalangiku! Aku akan pergi!" Ucapku dengan nada tinggi, sambil menyingkirkan tangannya dari pundakku.

"Tidak ada yang perlu dibahas lagi! Semua sudah jelas." Tegasku. "Bapak memang tidak punya hati. Teganya kau membiarkan ibuk sakit, meninggalkannya sendiri. Tak ada rasa peduli sedikitpun.

"Bapak tahu sendiri kan? Dulu aku pernah menegaskan. Kalo seandainya ibuk kenapa-napa, jangan berharap kita bersua lagi. Aku tidak bohong. Dan sekarang lah saatnya." Tegasku lagi.

Tangannya kembali menarikku, mencegahku untuk pergi. Matanya berkaca-kaca. Tapi aku mendorongnya, hingga tersungkur. Tidak peduli.

"Nak.. Nak.." Suaranya lirih terdengar.

BRAK!
Tapi gebrakan pintu terdengar lebih dulu.

Aku bergegas pergi. Kembali ke rumah nenek.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun