Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Lama

20 Maret 2023   13:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alhamdulillah.. kamu bangun juga."Ucap kakak, yang sejak tadi disampingku.

"Mana bapak, kak? Aku harus ketemu bapak." Ucapku, sambil berusaha bangkit. Tapi ercuma, tubuhku masih lemah.

"Bapak sudah tiada, dek." Jawabnya.

"Tidak mungkin!" Ujarku, "Bapak masih hidup, kak."

Demi mendengar itu, air mata kakak mengalir sendirinya, lalu memelukku.

"Ini.. surat dari bapak. Bibi menitipkannya sebelum pergi." Perlahan dia lepas pelukan, lalu menjulurkan sepucuk surat.

Dengan gemetar, kubaca surat itu.

Nak..
Ketika akan membaca ini, berarti bapak tak lagi bersamamu.

Nak..
Maafkan bapak. Jika selama ini bapak jarang sekali berbincang denganmu. Apalagi menanyakan kabarmu.

Bapak akui, nak. Bapak selalu marah, membentak, lari dari masalah bahkan selalu bersikap keras kepada kalian. Terlebih kepada ibukmu.

Bapak hanya ingin kamu tahu, kalau bapak sebenarnya sayang kepada kalian. Hanya saja, bapak tidak tahu harus bagaimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun