Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Lama

20 Maret 2023   13:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam.." Jawab kakakku, yang lain menimpali.

Kebetulan, semua keluarga ibuk sedang berkumpul dirumah nenek. Mempersiapkan acara tahlilan nanti malam.

"Kamu sudah bertemu bapak?" Tanya kakak.

Aku tersungut tak menjawab.

"Bapak tadi bicara apa saja? Apakah dia--" Sambungnya.

"Cukup kak!" Potongku, tak tahan lagi.

"Ya sudah kalo begitu, kamu istirahat dulu. Setelah isya akan digelar tahlilan disini." Tangannya merangkulku, menuntun masuk ke kamar tidur.

Sambil menjuntaikan kaki, aku menyalakan handphone. Hendak memutar musik melow. Tapi, notifikasi-panggilan tak terjawab-muncul lebih dulu. Puluhan jumlahnya. Dari Bibi Yuyun.

Ternyata, dia meneleponku puluhan kali saat berkendara. Setelah tahu aku tak mengangkatnya, dia meninggalkan pesan suara.

"Bapakmu pingsan, penyakitnya kambuh. Segera kembali!" Singkatnya.

Dengan jeda sepuluh panggilan tak terjawab lainnya. Pesan itu pun berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun