Badrun pulang ke rumah majikannya itu dengan tangan hampa. Ia telah mempersiapkan diri jika majikannya itu akan memarahinya habis-habisan atau malah membunuhnya.
      "Badrun mana Rembulan, apakah ia ikut bersamamu?"
"maaf tuan, saya tidak menemukan Rembulan, saya sudah mencarinya keana-mana tapi tidak juga ketemu".
"apa..percuma saja kamu hidup, pergi saja kamu!!"
Darma kemudian mengangkat pistol yang sedari tadi dipegangnya dan mulai mengarahkan ke kepala Badrun. Tidak ada yang berani mencegah perbuatan Darma karena saat itu amarah terah menguasainya. Akan tetapi, ketika pelantik pistol mulai diarik, tiba tiba dadanya terasa sakit. Ia pun limbun di atas tanah yang belum juga kering bekas disiram hujan semalam. Para memuda kemudian memeriksa keadaan Darma. Ibu-ibu berteriak-teriak ketakutan. Seruni menatap nanar di sudut raungan.
***
Bayu akhirnya mau membawa Rembulan kerumahnya. Rembulan disambut hangat oleh ibu Bayu yang terlihat ringkih tapi tidak menutup tapak-tapak kecantikannya ketika masih muda.
"kamu siapa nak?"
"saya Rembulan bu, dari desa sebelah"
"Rembulan anak juragan Darma??"
"iya bu"