Mohon tunggu...
Nurul Windi Winayanti
Nurul Windi Winayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bila kau merasa dunia terlalu gelap, semoga kau bisa menjadi nyala yang tidak hanya memberi terang, namun juga kehangatan. Sebab dunia tak selalu memberikan yang kita inginkan, namun selalu menginspirasi kita untuk mengisi kekosongan tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Rembulan

29 November 2022   08:45 Diperbarui: 29 November 2022   09:10 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          ""iya tuan, saya"

"cepat cari Rembulan, jangan sampai pernikahanku gagal karenan kau tidak menemukan Rembulan"

"baik tuan akan saya cari"

Badrun mencari Rembulan kemana-mana. Di pinggir pantai, di bukit-bukit tapi hasilnya nihil. Ia kemudian berinisiatif untuk menemui sahabat Rembulan. Ning begitu biasa Rembulan memanggil sahabatnya itu.

          "tok..tokk..tok.." Badrun mengetuk pintu rumah Ning dengan tergesa. Keringat mengucur dari sekujur tubuhnya karena telah lelah mencari Rembulan yang hingga kini belum ketemu juga".

          "Ning, saya ingin kamu berbicara sejujurnya apakah kamu mengetahui dimana Rembulan berada kini?"

          Ning hanya menatap mata kakaknya dengan sayu seakan tahu seberapa dalam penderitaan yang akan dihadapi Rembulan jika Ning mengatakan apa yang sebenarya sekarang sedang dirasakan Rembulan.

          "kang, kemarin Rembulan sempat bercerita kepada Ning tentang keinginan bapaknya untuk menikahinya. Ia tertekan kang, sebenarnya ia juga tengah jatuh cinta pada seorang pemuda desa sebelah yang bernama Bayu".

          "Bayu?? Yang sekarang sedang membantu perang melawan Belanda itu??"

"iya, apa kang Badrun tega menyerahkan Rembulan pada bapaknya yang sudah tidak waras itu. Padahal ia tengah mencintai orang lain. Sebenarnya Rembulan cukup tertekan selalu ditinggal pergi berjuang untuk melawan penjajah itu karena pasti nyawa yang akan menjadi taruhannya. Tapi ia berusaha untuk tegar karena itulah risiko mencintai seorang pejuang. Tapi, sekarang ia dihadapkan dengan perasalahan pelik dan ia ingin pergi jauh dari masalah tersebut". Ning menjelaskan permasalahan Rembulan dengan detail seakan satu katapun tak ingin ia lewatkan.

"betulkah seperti itu keadaan Rembulan saat ini Ning?? Aku akan menjadi orang terjahat di jagad ini jika sampai hati menyerahkan Rembulan ke tangan bapaknya. Baiklah, akan ku jaga rahasia ini. Rembulan akan aman".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun