Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Manis di Kereta Waktu

18 Februari 2021   12:06 Diperbarui: 18 Februari 2021   13:00 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remasan jemari wanita pemijat plus-plus bisa mengantarnya ke alam lain yang membuatnya perkasa melampiaskan dendam terhadap wanita, kaum istrinya. Sekaligus menebus kerinduan akan sosok molek istrinya dulu yang kini sudah seperti gajah di Way Kambas sana di provinsi kelahiran Nina.

"Bang, ya atau tidak?!"

Yan menggeleng. Uchi meledak dalam tangis. Dalam frame lain, Nina mencibir pongah.

"Baik, kita cerai. Tidak ada harta gono-gini. Modal kamu menikahiku juga cuma kolor dan batangmu!" 

Nina pergi. Yan pun pergi. Puluhan pil penenang menemaninya sakaratul mautnya. Entah apa pertanyaan pertama sang malaikat di kuburnya. Tak ada Nina yang membisikkan jawaban untuknya.

Ah, Uchi, dukamu begitu dalam. Hingga aku dapat menjalar liar dari benakmu ke sumsum tragedimu. Andai kau tahu apa yang aku ketahui...

Kereta terus berjalan. 

Uchi masih tepekur diam di bangku seraya menatap kosong. Tubuhnya masih saja padat menggoda. Masih saja tangan-tangan nakal tak sah menikmatinya. Tapi kini Uchi menikmatinya.

Ah, Uchi, jangan pernah kau merasa kotor, Sayang. Buang pikiran itu!

Hingga suatu ketika aku lengah memerhatikannya. 

Bangku Uchi kosong. Kereta yang terus berjalan tanpa henti mendadak mogok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun