Dokter Yan tercenung.Â
Setiap manusia punya hak hidup bahkan sejak ia masih berupa janin dalam kandungan; jangan gunakan keahlian kalian untuk hal-hal komersial yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan.
Dasar gadis sialan! Kenapa dia bikin aku pening begini?Â
Gila! Di saat harga barang melonjak akibat resesi ekonomi. Saat istri bawel menuntut uang belanja lebih untuk gonta-ganti mobil baru demi persaingan dengan teman-teman arisan sosialitanya!
Migrennya meradang.Â
Saat stress atau kelelahan, tamu bangsat ini kerap datang tanpa diundang.Â
Bahkan sering ia merasa disorientasi, tidak tahu di mana berada atau menjadi pelupa.Â
Terutama sejak setahun terakhir.Â
Ketika Nina yang dulu manis kini menjelma menjadi monster mengerikan di tahun ketiga perkawinan mereka. Tuntutannya sering keterlaluan bahkan untuk seorang dokter yang bekerja di tiga rumah sakit sekaligus dan buka praktek pribadi pada malam harinya seperti dirinya.
Tak ayal ia kerap menghibur diri di tempat-tempat hiburan malam atau panti pijat.Â
Menikmati gelegak alkohol yang membuatnya tetap merasa jantan meski Nina kerap meremehkannya karena ia hanya mahasiswa miskin dari pelosok Sibolga sana yang beruntung bisa kuliah hingga spesialis karena sokongan beasiswa universitas dan kucuran dana mertuanya.