Mohon tunggu...
Nisrina Haqque
Nisrina Haqque Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelajar. -

Seorang pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinderella Hati Dennis

25 Juli 2015   13:20 Diperbarui: 25 Juli 2015   13:20 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rasanya tidak menarik untuk dicaritakan bagaimana semua itu bisa terjadi. Yang jelas, ia percaya Arsya sudah berada di tangan lelaki yang baik. Persaingannya dengan Gilang sudah usai.

Setelah itu, ia pulang mengendarai mobilnya dan singgah di suatu waduk. Ia keluarkan sebuah botol kaca dari bagasi mobil dan memasukkannya ke dalam botol itu. Ia lalu memasukkan sebuah kertas yang ia lipat di dalam dompetnya ke dalam botol dan menghanyutkannya ke waduk itu.

Semarang, anggap saja ketika itu gue semester enam.

Saat gue tahu masalah Arsya, gue sudah menyiapkan diri untuk melepaskan dia. Tapi semua lagu yang gue nyanyikan, masih tentang dia. Gue memang gila. Tapi saat gue menenggelamkan kertas ini, berarti laut pun berhak tahu, bahwa sudah saatnya gue melihat hidup yang baru.

Sekian.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun