Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Nilai Filosofis dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel "Kembali ke Desa" Karya Tri Budhi Sastrio

28 Juli 2022   23:34 Diperbarui: 28 Juli 2022   23:45 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nilai karakter yang ditunjukkan oleh tokoh utama dalam Novel Kembali  ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio dapat dilihat dari perkataan tokoh, tindakan tokoh, dan percakapan antar tokoh. Hasil analisis penulis mengenai perkataan tokoh Putu Larasati, tindakan Tokoh Putu Larasati dan percakapannya dengan tokoh lain yang menunjukkan nilai karakter.

Nilai pendidikan karakter  yang jadi ruang lingkup penelitian ini dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio yang akan dikaji 3 nilai pendidikan karakter:

1. Nilai Pendidikan Karakter Kreatif 

Kreatif sebagai salah satu nilai pendidikan karakter sangat tepat karena kreatif akan menjadikan seseorang tidak pasif, jiwa dan pikirannya selalu berkembang. Selalu mencari hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas (Naim, 2012: 152).

Nilai pendidikan karakter kreatif dalam  novel Kembali  ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio digambarkan dalam kutipan berikut.

Seperti pelajaran tentang warna, umpamanya! Lebih dari tiga hari dia harus mengulangi berulang-ulang sejumlah istilah warna dalam bahasa Belanda. Putih itu Wit, hitam itu Zwart, merah itu Rood, hijau itu Groen, coklat itu Bruin, ungu itu Paars, oranye itu Oranje, merah jambu itu Rose, kuning itu Geel, abu-abu itu Grijs, dan biru itu Blauw (hal. 11).

Berdasarkan kutipan (a) di atas digambarkan secara jelas bahwa Putu Larasati dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio berulang-ulang untuk mempelajari istilah warna dalam bahasa Belanda. Putu Larasti bukan hanya menghafal istilah warna dalam bahasa Belanda tapi ia pun mulai menghafal nama anggota tubuh dalam bahasa Belanda dan menggunakan dalam percakapan sehari-hari.. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

dia pun akhirnya dapat menghafal dengan baik sejumlah bagian tubuh dan kemudian dia mampu menggunakannya dalam percakapan sehari-hari dengan lancar. Kepala itu Hoofd, dahi itu Voorhoofd, wajah itu Gezicht, rambut itu Haar, mata itu Oog, hidung itu Neus, mulut itu Mond, gigi itu Tand, telinga itu Oor, lengan itu Arm, sikut itu Elleboog, bahu itu Schouder tangan itu Hand, jari itu Vinger, kuku itu Nagel, kaki itu Been, pinggul itu Heup, lutut itu Knie, jari kaki itu Teen (hal.12)

Berdasarkan kutipan (b) di atas digambarkan secara jelas bahwa Putu Larasati dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio terus belajar menguasai bahasa Belanda dan Putu Larasati lancar menggunakan bahasa Belanda dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nilai Pendidikan Karakter Gemar Membaca

Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya (Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, 2010: 10)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun