Apakah seharusnya aku memiliki cangkang setebal gedung milik manusia?Â
Kurasa tidak perlu. Jiwaku terbebas dengan fakta bahwa aku tidak berdaya.
Huh, manusia-manusia kota. Jangankan ingat telah menanggung titah Sang Penguasa, mereka juga amnesia menjadi bagian dari semesta.Â
Aku tertawa hambar, mereguk kesadaran yang semakin pudar. Samar-samar kurasakan tubuhku melayang tinggi, diangkut dengan ... sepertinya daun ketapang.Â
Sepasang mata cantik mendekat, mengamati tubuhku dalam kondisi tidak beraturan.Â
Dan lalu, aku terpejam tanpa perlu merasa kesal.
.... bersambung ke sini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!