Leo segera memijit bel rumah Riana. Tak lama kemudian, sosok perempuan berumur tiga puluhan keluar dari balik pintu.
"Eh, nak Leo," sambutnya.
"Tante," balas lelaki itu sambil mencium punggung tangan mama Riana.
"Mau jemput Riri, ya?"
"Iya, Tan."
"Tuh anak, tante kira enggak bakalan sekolah. Soalnya baru bangun, sih," ucap mama Riana.
Leo hanya tersenyum. Mama Riana mempersilakan sahabat anaknya itu masuk.
"Mau minum apa?"
"Enggak usah tan, sebentar kok," balas Leo.
Perempuan paruh baya itu menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum lalu meninggalkan Leo. Dari jauh terdengar suara mama Riana memanggil-manggil Riana agar segera berangkat sekolah, tentunya sambil mengomel.
Leo dan keluarga Riana sudah sangat akrab. Ayah Leo merupakan sahabat karibnya papa Riana sejak SMA. Riri adalah panggilan kesayangan untuk Riana. Hanya orang-orang terdekatnya yang memanggil Riana dengan sebutan itu. Meski orang tua mereka akrab, Leo dan Riri tidak ada niatan untuk dijodohkan. Mereka berfikir bahwa perjodohan adalah sesuatu yang merusak cinta. Jarang sekali terpikirkan oleh orang tua kebanyakan.