Mohon tunggu...
Novi Setiany
Novi Setiany Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Kehidupan adalah universitas tempat menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen | Bab Satu

20 April 2019   21:28 Diperbarui: 20 April 2019   21:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Riana mengamati dua laki-laki yang sedang bercakap itu. Tak berselang lama, pintu gerbang mulai dibuka oleh pak Daris. Leo memarkirkan motornya. Mereka mulai berjalan menuju kelas.

"Gimana gue hebat, kan?" ucap Leo memuji dirinya sendiri.

"Belum hebat kalau kita enggak lolos dari hukuman di kelas," tukas Riana.

"Oke. Siapa takut," balas Leo.

Sebelum masuk ke kelas, Leo pamit pergi sejenak kepada Riana. Tak sampai lima menit, lelaki berkaca mata itu sudah ada di hadapannya. "Ayo, masuk," ajak Leo. Mereka memasuki kelas. Sebelum duduk, dia memberikan secarik kertas kepada pak Darto yang sedang mengajar di kelasnya. Semua aman terkendali. Bahkan pak Darto tidak memarahi Riana yang memakai kacamata hitam ke dalam kelas. Dalam hatinya, Riana berdecak kagum pada sahabatnya itu. Namun disisi lain, ia merasa bersalah karena sedari kecil selalu menyusahkan Leo.

***

Perasaan Riana masih tak karuan karena pesan singkat yang dia terima dari kekasihnya, Daniel. Gadis itu tak bisa fokus dengan yang pak Darto jelaskan di depan. Pikirannya terpusat pada ketua tim basket itu.

Bel istirahat berbunyi. Riana langsung pergi keluar kelas. Leo yang melihat Riana terburu-buru pergi hanya diam penuh tanya. Beberapa menit berlalu. Keadaan kelas sudah mulai kosong, hanya ada Leo dan dua temannya yang sedang mengambil sesuatu. Riana sudah kembali ke kelas. Sejenak Leo menatapnya dengan gusar, lalu kembali menyibukkan diri dengan bukunya. Melihat Leo seperti itu, Riana langsung menghampirinya.

"Leo, lihat gue!" perintah Riana.

"Apa sih, Ri? Gue lagi sibuk," jawab Leo datar. Padahal dalam lubuk hatinya dia penasaran dengan gadis itu. Riana menutup buku yang sedang Leo baca. Lelaki itu berdecak kesal. "Apa?" lanjutnya.

Riana menengok ke kanan dan kiri. Setelah dirasa aman, dia segera membuka kacamata hitamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun