"Mulai besok, sehabis kakak pulang sekolah kita main terus, Ya?"
"Janji?"
"Janji"
Aku sedikit lega. Setidaknya aku masih ada untuk Naura, dan Naura masih ada untukku.
Sudah sekitar seminggu aku, ayah maupun ibu tidak saling tegur sapa. Bicara hanya seadanya saja. Aku mulai lelah dengan keadaan ini. Aku berniat untuk mengajak ayah dan ibu bicara lagi malam ini.
Aku menunggu Naura tidur, dan turun ke bawah. Aku memanggil ayah dan ibu, mereka pun keluar dari kamar.
"Kenapa, Kak?" tanya ayah.
"Apa ayah sama ibu engga mau lanjutin pembicaraan minggu lalu?" tanyaku.
"Maafin ibu dan ayah kak, walaupun dibicarakan lagi sepertinya keputusan kami engga akan berubah," jawab ibu.
"Jadi, kapan persidangan nya?" air mata ini aku tahan sekuat mungkin.
"Mungkin 2 minggu lagi. Ayah dan ibu akan menyerahkan sepenuhnya ke kamu, terserah kamu mau ikut siapa. Tapi kalau Naura, sudah pasti bersama Ibu," ucap ibu.