Setelah langit mulai gelap, aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Tujuanku hanya satu, menemui Naura. Aku benar-benar tidak mau melihat wajah kedua orang tuaku.
Saat di rumah, aku langsung mencari keberadaan Naura. Seperti biasa, ternyata ia sedang berada di kamarnya.
"Dek," panggilku.
"Iya, Kak," ucap Naura sambil berlari kecil ke arahku.
Aku menahan tangis.
"Hari ini ngapain aja, Dek?"
"Main masak-masakan. Tapi tadi ibu engga mau aku ajak main,"
"Yaudah main sama kakak aja, Ya?"
Naura mengangguk senang. "Kak, kok ibu sama ayah sekarang jarang main sama Nau?" Naura bertanya sambil tangannya sibuk menata kompor dan gas mainan.
"Ayah sama ibu kan sibuk. Nau kalo mau main sama kakak aja. Kakak kan ada terus," aku tersenyum dan menyisir pelan rambut Naura.
"Tapi kan kakak sekolah sampai sore, Nau engga ada temen," raut sedit terlihat dari wajah Naura.