Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmm.. Iya.. Ya sudah jangan kebanyakan ngomong."

Begini jadinya kalau aku tidak membawa bekal makan siang dari rumah. Niat makan sendiri, sekarang malah harus menemani Henry. Aku tidak mungkin pergi begitu saja, sedangkan tadi dia datang kesini karena pasti telah melihatku sendirian disini. Jujur saja, aku tidak mau terlalu sering berlama-lama di dekatnya karena aku tidak mau perasaanku padanya semakin dalam. Sebisa mungkin aku selalu ingin menghindarinya, namun terkadang itu sangat sulit dilakukan. Henry begitu sering muncul tiba-tiba di hadapanku.

"Sudah makannya?" tanyaku padanya ketika melihat isi piring satenya telah tandas.

"Hmm.. Enak Mel.." Henry menyahut, hendak menenggak segelas es teh manisnya.

Aku memandangi wajahnya ketika dia sedang minum. Aku teringat kala dulu Faris pernah mengomentari wajahnya yang tampan. Namun aku menepis anggapan itu. Sekarang kedua mataku dapat dengan jelas melihat detil wajah itu. Mungkin aku telah terlalu lama terdiam menatapnya tanpa bersuara, hingga dia mengagetkanku.

"Mel ! Sudah.. Kok bengong?"

"Oh sudah habis ya minum kamu?" aku tersentak dan mengalihkan pandanganku ke arah gelas Henry.

"Balik sekarang? Aku traktir Mel.."

"Eh serius?"

"Iya, yuk.."

Aku hanya dapat mengucapkan terima kasih pada Henry. Setelahnya, Henry menemaniku berjalan menuju pintu samping kedai. Kami tidak banyak mengobrol lagi, kami hanya menikmati bersama tiupan angin yang lembut sepoi-sepoi menyibak rambut kami. Henry hanya mengantarku sampai di depan pintu samping kedai. Aku melihatnya berbalik badan dan melambaikan tangannya padaku. Entah sampai kapan aku bisa melihat senyum itu di wajahnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun