"Di dalem loker aku, sebentar ya. Waktu itu kan loker kamu dikunci, pas kamu pulang celemeknya aku simpen di loker aku."
Aku menunggu Mutia membuka loker miliknya, lalu tidak lama celemek hijau milikku telah berada di tanganku. Aku lekas memakainya kemudian bergegas bersama Mutia dan Eka mempersiapkan pembukaan kedai hari ini.
"Kamu ke dokter Mel kemarin?" tanya Mutia sambil menata ulang susunan kue dan roti pada etalase di hadapannya. Sedang aku berdiri di samping kanannya, membuka satu per satu toples bubuk kopi giling yang sudah hampir habis.
"Ngga Mut. Malem itu aku minum obatnya mamaku, besok paginya sudah enakan. Jadi aku pikir ngga perlu ke dokter."
"Hmm.. Libur jadi ngga kemana- mana dong kemarin?"
"Iya di rumah aja. Ngga bisa tidur siang juga sih, cuma nonton aja jadinya."
"Hmm.. yang penting istirahatnya cukup lumayan kan?"
"Iya, mungkin kemarin sakit kepala karena kurang tidur juga. Oh iya, kemarin Mba Lidya dateng?"
"Dateng, sudah hampir jam empatan gitu. Pas dia sampe, eh hujan."
"Oh disini hujan juga ya kemarin? Di rumahku juga hujan sebentar."
Persiapan kami telah selesai sekarang, Eka segera menuju ke pintu depan dan membalikkan papan open closed itu ke posisi open. Kami telah siap melayani para pelanggan kami.