"Ah, baiklah nona. Apa Anda dan tuan Matias pergi diantar tuan Willy?"
"Hmm. Benar!"
"Ah, syukurlah kalau begitu."
Seri memandang heran kepada Nivea yang mulai melangkah keluar dari area dalam tokonya. Dengan Matias mengekor di belakangnya. Seri mengenal nonanya sebagai seseorang yang cukup sulit didekati lelaki. Tapi saat ini sepertinya pertahanan diri nonanya itu mulai goyah, meski sempat bersikeras menghindar dan tak ingin bertemu lagi dengan lelaki itu.
Nyatanya kini sudah kedua kalinya Seri melihat Nivea tampak lebih ceria berada di dekat Matias, setelah sebelumnya Seri menyaksikan kedua orang itu basah kuyup bermandikan hujan.
"Kenapa kau sangat ingin pergi ke pasar?" tanya Matias kepada gadis yang berada di hadapannya. Saat ini mereka sudah berada dalam kereta kudanya, dalam perjalanan menuju ke pasar yang berada di sebelah selatan kota itu.
"Itu karena... sudah lama sekali aku tidak pergi kesana. Dulu Ibuku pernah satu kali membawaku ke pasar tanpa sepengetahuan ayah."
"Ah, benarkah?"
"Hmm. Dan sekarang aku sangat menikmati perjalanan ini. Oh ya, apa nanti kau mau membantuku memenuhi daftar belanjaan ini?" seraya menunjukkan catatan kecil milik David.
"Tentu Nivea! Aku akan membantumu membelanjakan semua itu. Bahkan jika kau ingin membeli sesuatu yang lain, aku bisa mengantarmu ke tempatnya."
"Benarkah? Terima kasih Matias, kau... sangat baik padaku."