"David, Clara! Ayo kita pindahkan meja itu sekarang."
"Baik nona." keduanya langsung menghentikan sejenak kegiatan mereka dan menghampiri letak meja kayu itu berada.
Mereka bertiga kompak bekerjasama mengangkat meja kayu yang cukup berat itu, memindahkannya ke tempat semula. Agar ruang gerak mereka bisa lebih leluasa tanpa harus terbatas oleh dinding seperti di sudut sebelumnya.
"Huh, selesai juga! Bagaimana waktu itu Anda memindahkannya nona? Pasti David membantu Anda?"
Nivea tersentak, "Ya? Oh.. waktu itu.. Tentu David yang membantuku."
David justru mengernyitkan dahinya. Melihat ekspresi wajah David yang seperti itu, Nivea buru-buru membuka mulutnya sebelum David bicara apapun.
"Apa kau lupa David? Hahaha. Ayolah David, kau masih terlalu muda untuk menjadi orang yang pelupa."
"Tapi nona...."
"Ayo kembali bekerja!" ucapnya memotong kalimat David lalu beranjak kembali ke depan sana.
Nivea dan Seri kembali melayani pelanggannya satu persatu. Toko roti itu tampak sudah mulai ramai. Terlihat beberapa orang berbaris, mengantre untuk dapat dilayani. Hingga pada saatnya Nivea harus melayani pelanggan yang berada di urutan paling akhir.
Dan pelanggan itu benar-benar terkesan dengan warna gaun yang dikenakan Nivea hari ini. Karena warnanya membuat Nivea tampak semakin bersinar. Matias yang memandangnya, semakin tak sabar ingin memiliki dirinya.