Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 2 - 3)

27 Desember 2023   09:00 Diperbarui: 27 Desember 2023   09:04 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Amel, gimana si Henry? Kok dia ngga kesini ya tadi pagi?”

“Kata kamu, balas aja tiap dia kirim pesan buat aku. Ya aku balas.”

“Maksud aku, dari isi pesannya kira-kira dia ada rasa ngga sama kamu?”

“Isinya sih biasa aja. Ya aku belum tahu niat dia yang sebenarnya, tapi aku sudah berhasil untuk ngga canggung lagi sama dia.”

Obrolan kami terhenti manakala empat orang Bapak Ibu memasuki pintu kedai kami. Mereka memesan dua cangkir kopi latte hangat dan dua gelas matcha latte dingin. Saat aku sedang menyiapkan kopinya, Faris datang di waktu yang sangat tepat. Dia sigap mengambil alih tugas menyiapkan dua gelas matcha latte. Bapak Ibu itu juga terlihat memilih-milih kue di etalase. Dari penampilan mereka, tampaknya mereka datang ke sini untuk suatu kerja sama membahas pekerjaan.

Huh, tiba juga saatnya aku bisa beristirahat sejenak. Sejak kedatangan Bapak Ibu tadi, aku dan Faris kedatangan pelanggan silih berganti dalam jeda waktu yang cukup singkat.

“Ris, gue makan dulu ya..”

“Lo sendiri? Sama Eka atau Mutia?”

“Harusnya sih jadwalnya bareng Mutia.”

“Mut, lo ngga istirahat?” tanya Faris kepada Mutia. Sedangkan aku sudah kabur duluan ke belakang lalu ngacir dari pintu samping. Aku ingat akan temu janji yang Henry rencanakan tadi. Sekarang aku menuju kedai sate padang yang letaknya masih sejajar dengan kedai mie ayam tempatku dan Henry bertegur sapa kala itu.

Dari jarak dua meter, aroma bumbu bakar khas sate Padang telah terhendus oleh hidungku. Aku langsung memesan satu porsi sate Padang lontong sekaligus segelas es teh manis. Aku duduk agak menjorok ke dalam kedai, menghadap ke arah luar jalanan ruko. Tidak lupa aku mengabari Henry.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun