Aku sudah lega mengetahui papa telah menungguku di luar. Aku melanjutkan kegiatan merekap laporan harian kedai. Sambil menunggu sistemnya loading, sesekali ku gerakkan leherku patah-patah ke kanan dan ke kiri untuk meringankan otot leher yang terasa kaku. Akhirnya semua tugasku hari ini telah beres. Mutia bertugas mengunci kedai malam ini, karena besok dia kebagian masuk pagi. Sebetulnya besok aku juga dapat shift pagi, tapi urusan kunci mengunci sudah menjadi bagian dari tugas Mutia.
Aku pun berpamitan pada Mutia, Dion dan Rena yang sedang bersiap mengunci pintu depan. Aku melangkah cepat menghampiri papa, yang dari kejauhan ku lihat beliau sedang mengobrol dengan satpam ruko, Pak Jarwo. Hmm.. Pak Otong tidak kelihatan, mungkin Pak Jarwo yang bertugas piket menjaga ruko malam ini. Papa berpamitan pada Pak Jarwo ketika beliau menoleh ke arah kedai dan mendapati diriku sedang berjalan menghampirinya.
“Mau jajan dulu ngga Mel? Laper ngga kamu?”
“Hmm.. ngga usah deh pa. Aku ngantuk..”
“Siap bos !”
Sampai di mobil, papa segera tancap gas menuju rumah. Papa mengajakku bicara, aku juga tidak tahu pasti apa yang dibicarakannya, karena aku sangat lelah. Aku hanya menanggapinya iya iya saja sampai akhirnya aku tertidur. Maafkan aku pa.. Aku memang anak kurang ajar. Hahaha. Sudah dijemput malah ninggalin tidur. Semoga papa bisa memahami hari Minggu yang sangat melelahkan bagiku.
Mungkin aku tertidur cukup lama di perjalanan, hingga papa membangunkanku. Rupanya sudah sampai rumah. Nyawaku tak sanggup lagi dikumpulkan seluruhnya. Setengah hidup, aku keluar dari mobil. Membuka pintu rumah tanpa salam dan tampak lah Mama yang masih menonton televisi di pojok sana.
“Hai Ma..! Aku tidur ya…”
Aku tidak mempedulikan lagi Mama menjawab atau tidak, yang jelas aku sudah menyapanya. Untuk menghindari keesokan harinya bangun kesiangan, biasanya kejadian-kejadian seperti malam ini sudah ku antisipasi lebih dulu.
Seusai melayani pelanggan terakhir tadi, aku sempat membuka ponselku dan teringat untuk langsung menyetel alarm untuk membangunkanku pukul lima besok pagi.
Jenius bukan? Jadi, saat nyawaku tidak mampu terkumpul semua seperti malam ini, alarm ponselku sudah diaktifkan. Dan aku tidak akan bangun kesiangan besok pagi. Karena aku harus berangkat pagi-pagi.