Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gadis Barista

26 Desember 2023   10:39 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:43 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mba Amel sampai malam ya hari ini?"

"Hah? Oh.. Iya, sampai jam sepuluh." berani sekali dia menyebut namaku, sok kenal! Pecel ayam pesanannya belum rampung juga. Ayamnya masih digoreng. Haduh..

"Saya Henry. Saya kerja di perkantoran belakang "kedai kopi Rindu". Mba betul namanya Amel kan?" dia mengulurkan telapak tangan kanannya padaku untuk berkenalan lebih resmi.

Untung aku makan dengan sendok garpu. Biasanya kalau sedang lapar berat, aku langsung sikat pecel ayam ini dengan tangan kosong. Aku pun menyambut baik niatnya mengulurkan tangan padaku, lantas ku raih tangan itu dan ku perkenalkan diriku dengan singkat seraya tersenyum simpul.

Akhirnya pesanan pecel ayam miliknya telah rampung. Dia berpamitan padaku, hendak lebih dulu beranjak pergi dari tempat kami sekarang. Tidak kusadari, isi piringku pun telah tandas. Mungkin tadi aku bicara dengannya sambil sesekali menyuap nasi ke dalam mulutku. Ah.. entahlah.. aku jadi lupa. Apa lelaki yang mengaku bernama Henry itu telah menghipnotis kesadaranku? Seperti acara-acara hipnotis yang pernah tayang di televisi. Untung aku tidak lupa membayar pecel ayamku yang sudah tertelan masuk ke perutku.

Aku bergegas kembali ke tempat kerjaku. Bersiap mengambil posisiku kembali meracik kopi pesanan pelanggan. Aku merasa sedikit ngantuk, apa aku terlalu kenyang? Aku kembali berdiri di balik meja pesanan. Baru saja mengenakan celemek hijauku, aku langsung mendapat order secangkir matcha latte dingin dan dua cangkir kopi moka.

Kopi moka mengingatkanku kembali pada Henry. Hari ini entah berapa kali aku sudah bertemu dengannya. Tidak hanya itu, kami pun sudah mulai berinteraksi. Sungguh kejaiban dunia yang mengagumkan. Setelah aku selesai dengan orderan tersebut, aku kembali berdiri dengan kedua tangan yang ku satukan di balik tubuhku. Sembari sesekali aku mengelap kembali meja kerjaku yang sebetulnya sudah bersih dari sisa-sisa air yang menetes.

"Amel.. Lagi mikirin apa?" tiba-tiba Mutia melemparkan sebuah pertanyaan yang tidak ku duga.

"Aku? Aku mikirin apa? Aku kelihatan lagi mikirin sesuatu ya Mut?"

"Ya.. Sepertinya sih gitu Mel.."

"Hmm.. Kamu pernah ngga ngelayanin cowok yang tingginya sekitar tinggi list kayu itu? tanyaku sambil menunjuk ke arah list kayu yang terpasang di sepanjang kaca kedai kami. Lalu ku lanjutkan kalimatku, "Rambutnya kadang rapi kadang acak-acakan, orangnya putih, ngga gemuk ngga kurus. Dia sering dateng sendiri kesini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun