Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gadis Barista

26 Desember 2023   10:39 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:43 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kami menyelesaikan makan ketoprak jajanan kami, aku dan Mama berhamburan ke dalam rumah. Mama kembali duduk di sofa depan televisi menunggu tayangan sinetron sore favoritnya dimulai, sedangkan aku mencuci piring yang tadi kami gunakan untuk makan. Wastafel di dapur rumah kami memang selalu terlihat kosong tanpa adanya tumpukan gelas dan piring kotor, serta peralatan dapur lainnya. Semua anggota keluarga membiasakan diri langsung mencuci piring sehabis makan. Mama juga langsung mencuci peralatan masaknya setelah beliau gunakan untuk memasak.

Seusai kegiatanku mencuci piring, aku melangkah menuju kamarku. Tidak ada televisi di kamarku, aku membuka laptop kesayanganku dan mulai berselancar dengan koneksi internet, membuka website film dan drama Korea. Hmm.. Sudah setengah jam berlalu, aku belum menemukan film yang membuatku tertarik ingin menonton. Ku tutup saja website itu. Lalu aku membuka folder yang berisi lagu-lagu kesayanganku, lantas aku memblok semua lagu-lagu itu dan ku klik tombol play. Lagu-lagu itu ku biarkan berputar sendiri sesuai urutan abjad nama filenya.

Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang dan menatap lurus ke langit-langit kamarku. Tampak triplek bercat putih yang sedikit ternodai oleh bentuk semacam kupu-kupu berwarna cokelat. Hmm, begitulah motif bekas bocornya air hujan di langit-langit kamarku.

Sekarang letak gentingnya sudah diperbaiki, kondisi saat ini juga tidak hujan, tapi kebocoran yang sudah terjadi berbulan-bulan lalu itu masih saja meninggalkan bekas disana. Aku memikirkan hal itu. Apa kasus atap bocor ini sama dengan perasaan seseorang yang terluka karena ditinggal pergi kekasihnya? Putus hari ini, tapi bekas sakitnya masih tertinggal di hati selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ah.. Sudahlah.. Aku tidak akan mengerti, karena selama ini aku belum pernah ditinggal kekasih. Boro-boro ditinggal, pacaran saja belum pernah.

Aku jadi teringat, saat dulu di kelas dua belas aku pernah menyukai adik kelasku yang baru kelas sepuluh. Hmm.. dia memang tampan di masanya. Tinggi, gagah, kulitnya putih, sorotan matanya.... Aku masih bisa mengingat Rama dengan sangat jelas. Aku tidak pernah mencurhatkan isi hatiku yang sebenarnya pada siapapun, termasuk pada Feby sahabatku. Aku malu, sedikit merasa minder karena Rama termasuk siswa yang digilai oleh gadis-gadis di sekolah kami, dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas, siapa yang tidak tahu orang yang bernama Rama. Semua pasti tahu dengan jelas.

Beberapa kali aku pernah terpergok oleh Rama sedang menatapnya. Saat berpapasan di kantin, di lorong sekolah atau di gerbang masuk area sekolah. Ya, kami sering tidak sengaja berpapasan. Ketika mataku menatap wajahnya, matanya juga menatapku. Aku sering menyadari tatapan mata kami sedang beradu. Namun aku tidak perlu merasa GR atau terlalu percaya diri, siapa tahu kami hanya kebetulan saja saling menatap. Mana mungkin Rama mempunyai rasa untukku. Jadi sampai lulus dari sekolah itu, aku tetap bungkam soal Rama. Tidak pernah ada yang tahu kalau aku sempat menaruh hati padanya. Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun