Dina: (menunduk) Maaf, Pak. Saya... saya...
Guru: (marah) Saya tahu apa yang kamu lakukan, Dina. Kamu nggak ikut menulis makalah ini sama sekali, kan? Kamu cuma manfaatkan Rara yang sudah bekerja keras, kan? Kamu cuma mau dapet nilai bagus tanpa usaha, kan?
Dina: (terisak) Nggak, Pak. Bukan begitu, Pak. Saya... saya...
Guru: (menghentikan) Sudah, sudah. Jangan pura-pura menangis. Kamu nggak bisa bohong sama saya. Saya sudah tahu sifat kamu dari dulu. Kamu selalu malas dan mengandalkan orang lain. Kamu nggak punya tanggung jawab dan disiplin. Kamu harus berubah, Dina. Kamu harus belajar dari Rara. Dia itu sahabat kamu yang baik. Dia selalu membantu kamu. Tapi kamu jangan cuma manfaatkan dia. Kamu harus hargai dia. Kamu harus bersyukur punya sahabat seperti dia.
Guru mengembalikan makalah itu kepada Rara dan Dina dengan ekspresi kecewa. Dia melanjutkan mengumpulkan makalah dari kelompok lain. Rara dan Dina kembali ke tempat duduk mereka dengan perasaan bersalah. Mereka tidak berani menatap satu sama lain. Mereka merasa telah mengecewakan guru dan sahabat mereka.
Dina merasa sangat malu dan takut ketika gurunya menanyakan isi makalah yang dia dan Rara buat. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya, karena dia tidak ikut menulis makalah itu sama sekali. Dia hanya mengandalkan Rara yang sudah bekerja keras sendirian.
Dina mencoba untuk berbohong dan mengelak dari kritikan gurunya. Dia berpura-pura bahwa dia sudah membaca dan mengerti makalah itu. Dia berpura-pura bahwa dia sudah bekerja sama dengan Rara. Dia berpura-pura bahwa dia sudah bertanggung jawab dan disiplin.
Tetapi gurunya tidak percaya dengan omong kosong Dina. Gurunya sudah tahu sifat Dina yang malas dan tidak serius. Gurunya sudah tahu bahwa Dina selalu memanfaatkan Rara yang pintar dan rajin. Gurunya sudah tahu bahwa Dina tidak punya rasa hormat dan hargai kepada Rara.
Gurunya marah besar kepada Dina. Gurunya menegur dan mencela Dina di depan kelas. Gurunya mengatakan bahwa Dina telah bersikap salah dan tidak adil kepada Rara. Gurunya mengatakan bahwa Dina telah menyalahgunakan kepercayaan dan persahabatan Rara. Gurunya mengatakan bahwa Dina harus berubah dan belajar dari Rara.
Dina merasa sangat terpukul dan tersinggung dengan kritikan gurunya. Dia merasa bahwa gurunya tidak menghargai dan menghormati dirinya. Dia merasa bahwa gurunya tidak adil dan tidak objektif. Dia merasa bahwa gurunya lebih memihak dan lebih menyukai Rara.
Dina tidak mau menerima kritikan gurunya. Dia tidak mau mengakui kesalahannya. Dia tidak mau meminta maaf kepada Rara. Dia tidak mau berubah menjadi lebih baik. Dia hanya mau membela dirinya sendiri.