Rara dan Dina sampai di halaman sekolah. Mereka berhenti dan saling menatap. Mereka ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Rara: (menghela napas) Dina, aku mau ngomong sama kamu.
Dina: (mengangguk) Aku juga, Rara.
Rara: (menatap Dina dengan tajam) Kamu tahu, kan, apa yang kamu lakukan itu salah?
Dina: (menunduk) Iya, Rara. Aku tahu. Aku minta maaf.
Rara: (menggerutu) Maaf? Cuma itu yang bisa kamu bilang? Maaf?
Dina: (mengangkat kepala) Nggak, Rara. Bukan cuma itu. Aku juga mau bilang terima kasih.
Rara: (terkejut) Terima kasih? Untuk apa?
Dina: (menatap Rara dengan tulus) Untuk semuanya, Rara. Untuk sudah menjadi sahabatku yang baik. Untuk sudah membantuku dengan tugas-tugas sekolah. Untuk sudah mengajarkanku banyak hal. Untuk sudah sabar dan setia padaku. Aku terima kasih banget, Rara. Aku sayang kamu, Rara.
Rara: (terharu) Dina...
Dina: (melanjutkan) Tapi aku juga mau minta maaf, Rara. Aku minta maaf banget. Aku minta maaf karena sudah mengecewakan kamu. Aku minta maaf karena sudah menyakiti kamu. Aku minta maaf karena sudah memanfaatkan kamu. Aku minta maaf karena sudah berbohong sama kamu. Aku minta maaf karena sudah menjadi sahabat yang buruk. Aku minta maaf banget, Rara. Aku minta maaf.