"Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya melanjutkan pertanyaannya yang belum aku jawab.
"Jalanan ini sepi sekali," kataku lirih, "tidak ada lampu di pinggir jalan dan pohon-pohonnya rindang sekali, tidak nampak orang, tidak ada kendaraan yang lewat, pada kemana orang-orang di sini?" tanyaku, mungkin nada suaraku sudah lain dan terdengar aneh.
Dia hanya menatapku dan tersenyum. Memalingkan mukanya ke depan, lalu menatapku lagi masih dengan senyumnya.
"Mereka sudah pergi tidur, atau menonton televisi, atau membaca buku," jawabnya lembut, "kamu lihat lampu-lampu yang masih menyala di dalam rumah itu?" lanjutnya bertanya padaku.
"Iya," jawabku singkat.
"Di sanalah mereka masih beraktifitas, nanti jika mereka hendak tidur, lampu-lampu itu akan mati," katanya menerangkan.
"Berarti tempat ini akan gelap sekali ya?" tanyaku seperti anak kecil.
"Tagihan listrik di sini sangat mahal, karena itu kita harus pandai berhemat, kamu nanti juga harus begitu."
"Baiklah," jawabku singkat, "tapi apa maling tidak leluasa beroperasi di sini jika tidak ada lampu yang menyala dan gelap sekali di tempat seluas ini?" tanyaku.
"Lagipula jarak rumah mereka jauh-jauh," lanjutku cepat.
"Inggris tidak seperti di Indonesia, di sini aman, dan mereka memasang CCTV di tempat-tempat yang mereka inginkan," ucapnya menerangkan, "akan susah berbuat jahat di sini."