Mohon tunggu...
Noer Fadlilah Wening
Noer Fadlilah Wening Mohon Tunggu... Wiraswasta - https://ninin-dahlan-marchant.blogspot.com/

An ordinary wife who try to learn everything as much as possible.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

On The Bank of Kingston Upon Thames

18 Juni 2017   00:26 Diperbarui: 18 Juni 2017   01:17 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita pulang ya?" tanyanya padaku, "kamu pasti capek."

"Baiklah."

Dia meminta tagihan kepada wanita yang membersihkan meja di belakangku. Dan wanita itu meninggalkan kami. Ada wanita lain yang datang membawa tagihan kami di dalam nampan kecil berwarna hitam dan suamiku memberikan American Express-nya. Sebentar kemudian wanita itu mengembalikan nampan kecil yang berisi kartu kredit suamiku dan kertas tagihannya. Suamiku mengamati kertas tagihan itu, lalu berdiri dan merogoh saku celananya. Dia meninggalkan uang koin di nampan itu dan mengajakku beranjak.

Saat mendekati pintu keluar, dia berhenti sebentar menyapa resepsionis, tapi aku menjauhi mereka. Aku tidak ingin suamiku mengatakan sesuatu lagi padaku. Aku hanya berdiri di dekat jendela dan menatap keluar. Dia menyapaku sambil memegang pundakku,

"Sabila, ayo kita pulang."

Dia membukakan pintu untukku dua kali dan berjalan di sampingku sambil memegang punggungku. Gelap dan dingin menurutku, untuk rumah makan sebesar itu. Aku menunggu suamiku membukakan pintu mobil untukku, lalu aku segera melangkah masuk, karena memang sangat dingin, sementara aku hanya mengenakan jaket dari Indonesia. Aku duduk dan menunggu suamiku memasuki mobil. Aku mendekap dadaku kedinginan. Suamiku masuk dan menyalakan mobil.

"Kamu kedinginan?" tanyanya, "ini sudah nyala pemanasnya, sebentar lagi kamu akan hangat," katanya kepadaku.

Aku menatap ada derajat yang nampak di dashbord mobil, 5 derajat celcius. Gila, pikirku. Belum pernah aku pada suhu sekecil ini. Pantas saja aku kedinginan, biarpun perutku sudah kenyang. Suamiku mulai menjalankan mobilnya.

"Kita pulang sekarang," katanya ketika keluar dari halaman rumah makan itu.

Day 6 of 30

Ketika kami menyusuri jalan menuju rumah, suasana sudah malam, semua makhluk tertidur lelap, beristirahat, setelah seharian tadi mereka beraktifitas. Mungkin hanya makhluk-makhluk malam yang masih tetap terjaga dan berjaga, orang-orang pada shift malam, dan orang-orang dalam perjalanan seperti kami malam ini. Suara burung hantu jelas sekali terdengar. Sesekali kulihat ada anjing berkeliaran. Tubuhnya ramping dan moncongnya panjang. Aku maklum, sebab ini Inggris, pastilah banyak anjing di sini, beda dengan di Indonesia. Jadi aku tidak berkomentar, hanya sedikit merasa takut jika nanti aku harus berjalan-jalan sendiri. Saat kami memasuki Seaford, jalanan lebih terang dari sebelumnya dan aku baru menyadari bahwa itu seekor serigala! Aku melihatnya. Aku benar-benar yakin kalau aku melihatnya. Tapi suamiku sama sekali tidak memperdulikannya. Hewan itu berjalan di jalan pedestrian dan nampak dengan jelas, tapi suamiku tidak bereaksi apapun. Dia terus saja menyetir dan diam. Kami memang sudah lebih banyak diam. Aku lelah, dan aku yakin suamiku pun demikian. Tapi seekor serigala melintas dan dia diam saja? Ah, tidak mungkin. Otakku langsung tertuju pada film Twilight. Ya, kisah cinta 'seekor serigala' ganteng dan seorang gadis cantik. Ah, inikah aku? Aku lirik suamiku. Dia tetap diam dan matanya menatap ke depan, sambil tangannya memegang kemudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun