Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Foto Usang

4 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 21 Agustus 2020   13:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang sepi menjelma menjadi ramai. Pelukan kerinduan dua sahabat yang lama berpisah menghiasi ruang itu. Ada air mata di antara keduanya.

"Ra, apa khabar?" seru Selly menggebu-gebu.

"Aku baik-baik saja," sambil menggamit lengan selly tanpa menghiraukan kehadiran seseorang yang lain.

"Yuk, kita duduk-duduk di bangku itu," menunjuk dengan memonyongkan bibirnya ke arah bangku. 

Rara mulai salah tingkah. Jadi, Sellykah perempuan dibalik penghianatan itu? Jadi? 

Pandangan mesra Selly di foto itu? Jadi? Dosen yang dimaksud adalah...? Dan...seribu kata jadi terangkai panjang bak gurindam 12. 

Gumpalan amarah yang membara mengintip di dada Rara. Dari arah pintu muncul seorang pria ganteng mengendong seorang anak perempuan kecil.

"Ini anakku," sambil menyentuh bahu si anak. 

Pria itu sudah berdiri di dekat Pras. Pras pun berdiri berjejer, dekat tempat Selly berdiri.

"Dan ini..., dua Pria penyelamatku," menunjuk ke dua pria-pria ganteng itu.

Rara hanya terbengong!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun