"Untuk apa? Untuk memperkenalkan istrimu?" sela Rara.
Pembicaraan terputus. Sengaja diputuskan Rara. Ia merasa tak mungkin melakukan pertemuan itu. Akan terasa lebih sakit jika ia mengiyakan kehendak Pras untuk bicara baik-baik. Untuk apa?Â
Untuk meminta maaf agar terjalin kembali hubungan yang pernah kandas gara-gara penghianatan yang telah lelaki itu lakukan.Â
Untuk menjelaskan bahwa ia tak mencintai istrinya dan menikah hanya karena kecelakaan?Â
Mengajak bicara baik-baik agar menerimanya kembali untuk membangun kebahagian di atas penderitaan orang lain seperti yang perneh dilakukannya dulu?Â
Dan sekarang ia akan mengulangi lagi penghianatan itu... dan itu dilakukannya denganku dibalik kesetiaan istrinya? Itu tak mungkin..Â
"Inposible, Pras!" Ringis Rara membathin.Â
Rasanya sulit meluruskan benang basah. Aku sudah berusaha melupakan semua yang telah terjadi.Â
Tahun-tahun berlalu, aku juga sudah mengubur dalam-dalam kisah parah itu. Aku telah menutup lembaran gemilang di antara kita, Pras.Â
Ucapan itu hanya menggelora dalam sukma nan lara.
Gelora cinta yang dulu mekar kini terkulum bisu.Â