Aliran darahnya berdesir, terasa tubuhnya melayang, pandangannya gelap. Rara tak tahu apa-apa lagi.
*
Rara sedang merapikan rak buku yang berdebu. Sarang laba-laba menambah pemandangan dalam ruang yang dulu digunakan untuk belajar, semakin semrawut.Â
Dulu, jika sudah membaca makan pun lupa. Sontak suara perempuan yang telah menghadirkannya ke dunia fana ini  memanggil dari  arah depan.
"Ra, ada tamu!" serunya.
"Siapa, Ma?" sahut Rara sambil membawa langkahnya ke ruang tamu.Â
Belum sempat terjawab oleh mamanya... Haah? Selly? Rara membuang napas yang tertahan, saking terkejutnya bercampur bahagia.Â
Tapi ada lelaki yang masih berdiri di balik pintu... oh my God! Jantung berdegup kencang.Â
Ketenangannya terasa terbang ke dunia lain. Dua rasa berkecamuk! Mana bisa ia tenang...kerinduan yang begitu berkobar selama masa usainya SMA sulit terbendung.Â
Dua sahabat kentalnya kini  berada di hadapannya. Di sudut lain ada rona kebencian menyumpal.Â
Kecurigaan nyaris melingkari seluruh isi otak Rara. Tapi, ia harus tegar! Pekiknya meledak.Â