Aku terdiam dan mencoba berpikir satu sisi aku sayang Andri namun di sisi lain aku tak mungkin jika tidak mengabulkan permintaan nya. Setelah mempertimbangkan dengan matang aku menjawab "iya, jika itu mau mu."
Lantas aku pergi dari taman itu. Saat aku dirumah aku mencoba untuk menghubungi Andri. Namun tak bisa, aku bingung harus ngomong apa pada Andri. Tak lama Renan dan Alya datang ke rumahku. Mereka mengatakan jika melihat Andri dengan perempuan lain. Ya aku tau pasti dengan karin. Hati ku hancur, aku hanya bisa menangis di pangkuan Alya. Sedangkan Renan mencoba untuk terus mengubungi Andri namun hasiknya nihil
Keesokkan harinya aku tidak melihat Andri di sekolah. Semua telah mencoba menghubunginya tapi tak bisa, hingga mereka memutuskan untuk pergi ke rumah Andri saat pulang sekolah. Namun hasilnya tetap sama Andri tidak ada di rumahnya. Kemudian terbesit dalam benakku untuk menghubungi karin. Dan benar saja saat ku tanya ian menjawab jika Andri sedang bersamanya.
Semakin hari Andri semakin berubah ia tak pernah ke kelas kami lagi, bahkan saat berpapasan pun ia selalu menghindar. Hingga suatu hari Andri memutuskanku. Patah, sakit, bahkan hancur perasaan ini. Kini karin memilikinya sepenuhnya. Tepat bersamaan dengan turunnya hujan air mata ini pun menetes. Menemani setiap langkah kesakitan, melepaskan setiap rasa sayang bersamaan dengan jatuh air hujan. Hanya satu harapnku semoga hujan dapat megalirkan rasaku.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI