"dania, maaf lancang boleh minta pin BBM nya ga?" ucap Andri sambil memberikan handphone nya dengan muka yang malu-malu
"oh ini " aku pun memberikan pin BB ku
"makasih ya " ucap Andri
"iya sama-sama" kataku
Dari situlah awal mula kedekatanku dengan Andri, kami mulai sering bertukar kabar, bercerita tentang hal-hal yang sebenarnya sangat sepele. Mengajaku pulang bareng, main di hari weekend. Menyenangkan bisa mengenal Andri, ia baik, humoris, dan ya aku suka senyumnya. Bahkan ia sering masuk ke kelasku dengan alasan mau bertemu Renan padahal mengajakku untuk pergi ke kantin. Dari situ juga lah aku bersahabat dengan Renan, karena mereka telah berteman sejak SD jadi mereka sangat akrab. Kami sering main bertiga entah itu ke rumah ku, ke rumah Andri, atau ke rumah Renan. Orang tua kami pun sudah tau tentang persahabatan kam.
Tak hanya kami bertiga persabatan kami pun bertambah Rani, Eva, dan Alya sekarang mejadi bagian dari kami. Tapi suatu hari saat kami berkumpul Andri tida-tiba menanyakan sesuatu pada kami. "eh gue mau nanya, boleh kagak ?"
"apaan sih so serius gini" ucap Eva
"eh emang serius ini mah" jawab Andri
"apa, cepetan" kata ku
"kalo sama sahabat boleh pacaran gak?" tanya Andri
Sontak semua langsung terkejut