Mohon tunggu...
Nidaria Yusriyani
Nidaria Yusriyani Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

@nidarysryni_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Kita Dipisahkan?

2 Februari 2020   13:34 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Tasya tiba di sekolahnya. Seperti biasa ia selalu di ejek oleh teman-temannya. Karena ia datang menggunakan sepeda. 

"Tasya bagus banget sepedanya sampe aku ingin jual ke tukang rongsokan." Tasya tidak mengindahkan perkataan temannya. Jika itu masih di batas wajar maka ia selalu diam.

"Orangtua kamu kemana? Atau kamu anak yatim-piatu? Ko kamu sama nenek kamu terus sih." Gelak tawa terdengar di koridor sekolah. 

Jika sudah dikaitkan dengan orangtuanya ia tak terima. Ia menjambak rambut orang-orang yang sudah mengolok-oloknya. "Diam kalian semua! Kalian tidak tahu apapun tentang aku!" Tasya berteriak dengan sangat emosi. Hingga ia tidak bisa lagi mengeluarkan air matanya.

Mereka semua di laporkan ke guru BK. "Kenapa kamu berbuat seperti ini Tasya? Jelaskan semuanya kepada ibu." Guru BK tidak menyangka apa yang dilakukan Tasya kepada anak pemilik sekolahnya ini. Meskipun semua warga sekolah sudah tahu kalau Tasya sering di bully. Namun, tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya. Karena jika ada yang menolongnya kemungkinan mereka akan di keluarkan dari sekolah ini. 

"Sudahlah Bu Rahma. Tidak ada yang perlu aku jelaskan kepada ibu. Ibu panggil saja kedua orangtuaku. Ini nomor mereka." Tasya mengeluarkan sebuah kartu nama yang membuat Bu Rahma tercengang. 

"Bukannya kamu adalah anak yatim-piatu Tasya? Dan kamu adalah anak Pak Rizaldi? Apa kamu bercanda?" Bu Rahma tertawa dengan sangat kencang. Bagaimana mungkin Tasya adalah anak wakil gubernur kota Bogor. Karena selama ini yang ia tahu. Bahwa anak wakil gubernur tersebut hanya satu.

"Ibu telfon saja." Ucap Tasya tersenyum miring. Pasti kedua orangtuanya sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anak yang mereka buang. 

"Halo. Apa benar ini wali dari ananda Tasya Nabila?"
"Bukan. Saya adalah ibunda dari Rasya Anastasya. Maaf mungkin ibu salah sambung." Tuuutt.. sambungan telfon ditutup secara sepihak.

"Tasya! Kamu berbohong kepada ibu?" Tasya terkejut. Ternyata ibunya tidak mengakuinya sebagai anaknya. Sungguh ini lebih menyakitkan dari apapun. Tasya hanya bisa menangis. Ia tidak tahu harus mengatakan apa.

"Sudahlah Tasya. Ibu hanya akan memberikan surat peringatan yang pertama kalinya untuk kamu. Jika kamu mengulanginya lagi. Kamu tahu apa yang terjadi. Dan maafkan ibu. Karena ibu tidak dapat melakukan apapun untuk menolong kamu." Tasya mengambil surat tersebut. Ia lalu keluar dari ruang BK. Ia melihat Rachel berlari ke arahnya. Namun, Rachel tersandung kaki Andara. Andara melakukan itu dengan sengaja. Tasya sedikit berlari kecil untuk membantu Rachel berdiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun