Unsur-unsur dari paradigm ini adalah:
1. Â Â Â Â Permberdayaan karyawan.
2. Â Â Â Â Akuntabilitas tim.
3. Â Â Â Â Fokus pada custumer-supplier.
4. Â Â Â Â Kecepatan (speed), termasuk pengurangan siklus waktu.
2.2.4 Quality Control, bukan Quality Detection
Sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa untuk mencapai kualitas tertentu kita harus memeriksa, menguji, menginspeksi atau mengukur - yang merupakan ritual yang selalu dilakukan pada akhir proses produksi. Hal ini sebenarnya kurang sempurna, namunmasih dipraktekkan secara luas.
Proses adalah transformasi sejumlah input, termasuk tindakan, metode,operasional, menjadi output yang memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas yang diinginkan konsumen, dalam bentuk produk, informasi, layanan, atau hasil secara umum. Semua yang kita lakukan adalah proses, dengan demikian dalam sebuah organisasi terdapat banyak proses yang saling berhubungan. Misalnya, departemen keuangan dalam suatu perusahaan memiliki wilayah kerja yang meliputi proses budgetting, accounting, gaji atau upah, pembiayaan, dan lain-lain. Masing-masing proses dalam setiap departemen atau wilayah kerjadapat dianalisa melalui pengujian terhadap input dan output. Hal ini dapat pula digunakan untuk meningkatkan kualitas di setiap proses yang berlangsung. Output dari suatu proses adalah sesuatu yang kemudian ditransfer ke tempat atau orang lainkonsumen. Jelasnya, untuk memproduksi suatu output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, perlu dilakukan penentuan, pemonitoran, dan pengontrolan terhadap input yang dimaksukkan dalam proses, yang kemudian akan di ubah menjadi output.
Dengan demikian, quality control pada intinya adalah aktivitas dan teknik yang digunakanuntuk mencapai dan mempertahankan kualitas suatu produk, proses, atau layanan. Selain itu juga meliputi aktivitas monitoring, mencari dan mengatasi hal-hal yang menimbulkan persoalan kualitas, agar hasil yang diinginkan oleh konsumen dapat dicapai.
Quality assurance yaitu pencegahan timbulnya persoalan yang mengurangi kualitas melalui aktivitas yang terencana dan sistematik. Termasuk dalam hal ini pembentukan suatu sistem manajemen kualitas yang baik dan pengukuran terhadap kelayakannya, pengauditan operasional sistem, dan mereview sistem itu sendiri.
2.2.5 Kualitas Karyawan