Mohon tunggu...
Salfadilla Nashwa Sulaeman
Salfadilla Nashwa Sulaeman Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMA NEGERI 2 MAGELANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dandelion

19 November 2020   17:08 Diperbarui: 19 November 2020   17:35 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu, sebenarnya kamu memiliki kakak laki-laki. Dia selisih 2 tahun dari kamu. Ketika itu, papa tidak memiliki uang sebanyak sekarang. Tapi kakak kamu malah mengidap penyakit pneumonia. Pengobatan yang cukup besar, membuat kakak kamu jarang untuk berobat hingga akhirnya kakakmu pergi untuk selamanya. Semenjak itu papa selalu diselimuti rasa bersalah. Kelahiranmu, menjadi harapan baru buat papa dan mama. Papa gamau jika yang papa alami, terulang kembali ke kamu. Papa takut jika kamu terjun di dunia seni yang keadaan ekonomi seorang seniman itu terkadang pasang surut, sehingga akan membuat kamu kesusahan seperti papa pada saat itu, hingga kehilangan kakakmu. Sedangkan dokter? Keadaan ekonomi dokter pasti selalu tercukupi. Dan pada saat itu yang hanya papa pikirkan, kamu bisa menyelamatkan anak-anak dengan gangguan penyakit yang sama dengan kakakmu"

Aku langsung menuju arah papa ku, memeluknya dengan sangat amat erat. Menangis sejadi-jadinya aku di pelukan papa. Dengan suara yang masih terisak-isak, aku berkata,

"Maafin aku pa. Aku ga akan kecewain papa lagi. Dan tentu ga akan kecewain kakak"

Jery pamit untuk pulang. Mama dan papa sangat berterimakasih kepada Jery, karena telah mampu mengajakku untuk pulang. Jery menatapku dan menghampiriku sekali lagi. Dia mengusap air mata yang mengalir di pipi kiriku. Dia merogoh saku kanan jaketnya, sekotak box panjang berwarna merah muda diberikan kepadaku. Dia hanya berkata bahwa aku boleh membukanya nanti ketika ia sudah pulang.

Aku kembali ke kamarku. Aku duduk di jendela kamarku. Menatap langit yang begitu gelap. Aku membuka box merah muda itu. Tak kuduga ternyata berisi botol kaca yang didalamnya terdapat bunga dandelion. Aku terheran-heran apa maksudnya bunga dandelion? Sepucuk surat yang ia berikan mulai aku baca.

- Dandelion, 

Kamu tau kan bunga ini? Apa yang kamu tahu tentang bunga ini? Tumbuhan liar, yang tumbuh diantara ilalang kan? Bunga dandelion sebenarnya punya makna dalam yang bener-bener gue suka. Bunga ini memeng terlihat sangat rapuh, tapi dibalik kerapuhannya itu sebenarnya dia adalah bunga yang paling kuat.

 

Venus, masalah dalam hidup akan tetap ada nantinya. Ingatlah bahwa kehidupan akan sama akhirnya dengan Dandelion. Ia akan ditiup angin kencang hingga akhirnya serpihan bunga ditubuhnya hancur berterbangan. Tapi perlu elo inget, serpihan bunga dandelion yang hancur tertiup angin itu akan tumbuh menjadi bunga baru, dan kehidupan baru. 

Kututup surat itu. Kuletakkan botol kaca dandelion itu diatas meja samping kasurku. Ku duduk diatas ranjangku. Dan di dalam hatiku, aku mengatakan,

"Kamu dan dandelion benar-benar jadi semangat kehidupanku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun