Mohon tunggu...
Fernandho Satrianno
Fernandho Satrianno Mohon Tunggu... -

www.pondokmaya.com\r\nnandobase.wordpress.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putra Sang Pemimpin

15 Oktober 2012   06:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Wa Alaikum Salam. Dia baik-baik saja, kan?”

“Dia baik-baik saja, Ibu. Tidak ada masalah apapun.”

Sesaat kemudian, Ahmad keluar dari rumah.

“Aku akan kembali ke kota sekarang. Apa kau akan ikut?” tanyanya kepada Ali.

“Aku harus bertemu ayah dulu, Yang Mulia. Sebaiknya Yang Mulia berangkat saja sekarang.”

“Baiklah, tinggalkan seekor kuda untuk Ali.” perintah Ahmad kepada ajudannya. Kusir melepaskan seekor kuda dari kereta dan sang ajudan menyerahkan kuda tersebut kepada Ali.

“Kuda ini tidak ada artinya dibandingkan mesjid yang telah kau bangun.” kata sang ajudan sambil tersenyum kepada Ali. Ali mengangguk mengucapkan terima kasih. Setelah berpamitan kepada Ibunda Ali, Sang Pemimpin kembali ke kota. Ali masuk ke dalam rumah.

“Assalamu Alaikum, Ayah….” sapa Ali di kamar ayahnya.

“Wa Alaikum Salam. Masuklah, Nak. Ayah rindu padamu.”

Ali menghambur memeluk ayahnya. Lalu menangis saat mencium kedua tangan ayahnya yang buntung. “Maafkan aku, Ayah. Maafkan aku……..”

Karim memeluk leher putranya dan mencium kepalanya. “Kau sudah berubah, Nak. Ayah bangga padamu….”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun