Manusia memang sangat serakah, jalan habis dimakan, yang parah banget setapak tengah sawah lebar cuma sisa sekitar 60 centi meter.
Khawatir ku kalau pemakan tanah belum juga menyadari terus terbawa mati, kasihan.
Padahal ya dulunya orang  pernah ngaji di Pondok Pesantren, tapi kok ya masih doyan makan tanah seperti itu. Aztaghfirulohal adzim.
Usai ngobrol dengan pak Sidul beliau meneruskan mengambil bambu dan aku meneruskan membaca buku.
Mencari tempat yang enak yang teduh, menyusuri sungai Bulungan.
Ketemu spot yang nyaman, batu buat duduk juga nyaman, dibawah pohon bambu dekat pak Sidul menebang.
Duduk sambil nyemplungin kaki ke sungai sambil baca buku.
Ada beberapa titik sumber mata air yang cukup besar dalam satu lokasi.
Aku sempatkan mandi dan wudhu sejenak kemudian lanjut membaca buku.
Cukup lama dapat beberapa halaman, sampai cukup jenuh dan kemudian aku pulang ke gubuk.
Jalan beberapa meter ketemu paklik Mat Khairudin jalan mau keladang untuk petik kelapa.