Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membaca Buku Membaca Realita Membaca Mereka

19 Agustus 2023   20:23 Diperbarui: 19 Agustus 2023   20:45 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata Air Tuk Macan/Dokpri

Manusia memang sangat serakah, jalan habis dimakan, yang parah banget setapak tengah sawah lebar cuma sisa sekitar 60 centi meter.

Khawatir ku kalau pemakan tanah belum juga menyadari terus terbawa mati, kasihan.

Padahal ya dulunya orang   pernah ngaji di Pondok Pesantren, tapi kok ya masih doyan makan tanah seperti itu. Aztaghfirulohal adzim.

Usai ngobrol dengan pak Sidul beliau meneruskan mengambil bambu dan aku meneruskan membaca buku.

Mencari tempat yang enak yang teduh, menyusuri sungai Bulungan.

Ketemu spot yang nyaman, batu buat duduk juga nyaman, dibawah pohon bambu dekat pak Sidul menebang.

Duduk sambil nyemplungin kaki ke sungai sambil baca buku.

Ada beberapa titik sumber mata air yang cukup besar dalam satu lokasi.

Aku sempatkan mandi dan wudhu sejenak kemudian lanjut membaca buku.

Cukup lama dapat beberapa halaman, sampai cukup jenuh dan kemudian aku pulang ke gubuk.

Jalan beberapa meter ketemu paklik Mat Khairudin jalan mau keladang untuk petik kelapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun