Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 3

29 Mei 2023   21:34 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:38 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari kelahiran Anakku

 

            Kelahiran anak laki-laki ku persis pada adzan Maghrib, aku menghela nafas panjang melihat jam kelahiran anakku. Aku membayangkan, bahwa ketika anakku lahir, energi papa pasti berkurang, ntah kenapa aku memikirkan seperti itu. Tapi memang pada kenyataannya seperti itu, doaku semoga anak laki-laki ku adalah pengganti sosok papa ku. Aku melahirkan di puskesmas dekat rumah, setelah melahirkan bidan dan suster meninggalkanku sendirian bersama anakku yang baru lahir. Andri harus mengambil selimut bayi yang tertinggal dirumah, jarak rumah dan puskesmas tidak jauh. Aku melihat kearah tempat anakku ditidurkan, sambil berbicara pelan aku berucap, "Pa, andaikan kamu lihat cucu mu laki-laki, kamu pasti akan sangat senang." Ternyata ucapanku dijawab dengan tangisan anakku, tiba-tiba anakku yang baru lahir berputar perlahan mengikuti arah jalur jam. Aku sempat tersentak dan tersenyum, aku tau itu energi papa yang mungkin melihat cucunya. Aku tidak pernah takut dan juga tidak pernah terlalu memikirkan hal yang tidak masuk akal. Tapi aku tau bahwa hal yang tidak dapat di pikirkan dengan logika, pasti ada di dunia ini. Melihat hal itu, aku merekam nya dengan HP ku, aku merekam anakku yang memutar mengikuti arah jalannya jam. Aku teringat ingin menelfon mama ku, tapi aku tau pasti keponakan mama yang licik itu yang mengangkatnya, jadi aku menelfon pembantu rumah mama memberitahukan bahwa aku sudah melahirkan cucu laki-lakinya yang mirip sekali dengan kakeknya.

            Keadaan di puskesmas sangat sepi, aku merasa memiliki energi yang sangat besar, setelah melahirkan 1 jam, aku berjalan perlahan kearah anakku di tempatnya, aku melihat raut wajahnya mirip sekali dengan papa ku, bayi itu tersenyum dan tak lama ya hal yang tidak aneh lagi bagiku, HP ku berbunyi tanda pesan singkat masuk. Aku tau itu pasti pesan dari whatsapp papa yang aku tau keadaan HP papa sudah dalam keadaan aku matikan waktu aku mau pergi melahirkan. Tapi kali ini aku tidak heran dan tidak kaget, melainkan aku senang. Setidaknya energi papa ku masih ada disitu. "You have such beautiful son, I love him" Aku tau energi itu pasti akan memberikan support dan dukungan yang indah, yang tidak pernah kudapatkan dari siapapun kecuali papa ku. Tapi hal itu lah yang membuatku semakin kuat. Aku tau bahwa aku harus membalas papa ku dengan "Menyelesaikan Masalahnya".

Keesokan Harinya

            Aku masih harus di rawat di puskesmas karena hasil lab dari anakku belum dapat keluar, hari ini hari libur jadi aku masih harus tetap didalam puskesmas yang kunilai sangat sepi. Pegawai nya tidak banyak yang datang karena hari weekend, aku menggendong anakku dan keluar ke teras puskesmas tersebut. "Hah bosan!" pikirku dalam hati, sebenarnya aku merindukan sebatang rokok, ya benar sebatang rokok dan kopi hangat tapi itu tidak akan mungkin untuk beberapa saat kedepan. Aku menyender di tempat duduk yang di tata sangat rapi di puskesmas tersebut, puskesmas ini terbilang bersih, rapih dan nyaman. Hanya saja aku melihat tidak ada manusia yang dapat kuajak berbicara, akhirnya aku duduk berdua dengan bayiku. Aku melihat sepasang kakek dan nenek berjalan kearah pintu puskesmas, nenek itu duduk disebelahku sedangkan kakek itu masuk ke pintu. Aku tak tau apa yang mereka kerjakan, mungkin mereka mau mendaftar atau ke ruang IGD. Aku melihat kearah nenek yang duduk tidak jauh dariku, pandangannya kosong menatap ke depan. Aku memperhatikannya dengan seksama, kenapa seperti tidak ada respon denganku. Tak lama kemudian kakek itu pun keluar dan duduk dekat pintu masuk puskesmas. Kakek itu jauh lebih ramah terlihat dari raut wajah dan menyapa diriku.

            "Baru lahiran mbak?" tanyanya kepadaku, dia terlihat dengan senyuman.

            "Ya pak, baru semalam."

            "Sendirian saja mbak? Suaminya mana?" tanya nya seperti membuka pertanyaan kepadaku.

            "Ya sendirian, suamiku sedang mengambil beberapa pakaian dirumah." Jawabku dengan senang, akhirnya ada teman juga di puskesmas ini. Dari penampilan kakek ini, aku melihat dia dari kalangan menengah, bajunya rapi, wangi dan raut wajahnya pun seperti terawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun