Mohon tunggu...
Muna Panggabean
Muna Panggabean Mohon Tunggu... -

seorang pengamat sastra sekaligus pelaku, esais, dan budayawan. tapi yang lebih penting daripada itu semua: seorang ibu rumah tangga, ibu dari 3 puteri dan 2 putera.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Antar Kamu ke Sana

4 Juni 2014   14:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nek aku melu Prabowo?”

“Lha piye to Yai ki? Itu malah lebih ndak jelas dibanding Jokowi. Pesantren kita cuma berjarak dua puluh kilo dari Porong. Dhek e, sing ngelumpuri Porong, ono di barisane Prabowo. Aku yo gelo nek kudu melu Yai nderek Prabowo.”

“Trus maksudmu opo?”

***

Bangku itu telah berusia lebih dari 30 tahun, telah diduduki lebih dari sepuluh ribu siswa. Ia tetap kokoh. Sebagian berkata: ini bukti dari ketangguhan masa lalu. Hari ini orang-orang memproduksi barang dengan masa pakai terukur agar konsumer datang lagi untuk melakukan pembelian ulang. Jaman dulu, para tukang kayu digenjot gairah untuk menggergaji, menyerut, memaku dengan tekun agar kursi atau meja yang dihasilkan bisa bertahan selama mungkin, kalau perlu: abadi.

Maryati duduk di kursi itu, merasakan sejenak lagi kehangatan dan kekokohannya sebelum pekan depan ia mungkin tak akan kembali ke sekolah ini bertahun-tahun. Urusan hari ini sudah selesai. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional ada di tangan. Tapi dia masih berat untuk melangkah pergi. Untuk segala yang baik, kita tak boleh meninggalkannya dengan pintu terhempas, pikirnya.

Suara langkah dari lapangan basket terdengar menderap tergesa.

“Sudah selesai,” tanya pemilik langkah itu.

Maryati mengangguk. Dia menekan dua telapak tangannya ke bangku untuk menumpukan berat tubuh di bagian pinggang hingga kepala. Dua kakinya bergesekan dengan lantai, maju-mundur bergantian.

“Kenapa belum pulang?”

“Nunggu kamu.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun