3.2 Kekurangan
1. Pertarungan menjadi berganda, selain persaingan antar partai politik, sesama caleg dari partai yang sama pun akan bersaing untuk mendapatkan suara terbanyak sehingga setiap calon akan mengeluarkan biaya besar dalam kampanyenya yang berimbas pada ongkos politik yang begitu mahal.
2. Money politics dan KKN akan merajalela
3. Akan melahirkan pemilih yang pragmatis. Para pemilih akan cenderung memilih para calon yang kuat secara finansial
4. Partai-partai cenderung pragmatis, mencari tokoh terkenal dan populer atau vote getter seperti artis dan sebagainya untuk mendulang suara sehingga minim standar kualifikasi pencalonan.
5. Partai akan cenderung kurang dalam menentukan peran, gagasan, dan kaderisasi politik.
6. Kinerja calon anggota legislatif yang terpilih tidak optimal dan maksimal. Mengingat pada saat caleg tersebut mengeluarkan banyak dana kampanye, maka mereka akan cenderung berpikir agar dana yang telah mereka keluarkan dapat kembali (balik modal).
4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PROPORSIONAL TERTUTUP
Sistem proporsional tertutup sebagai sebuah mekanisme yang pernah diadopsi juga tidak jauh dari perdebatan kekurangan dan kelebihan, pro dan kontra terkait implikasinya, dan lain-lain. Stigmatisasi terhadap sistem proporsional tertutup tidak lepas kaitannya dengan pernahnya sistem ini diadopsi oleh Orde Baru yang lekat dengan cap tidak demokratis, sehingga terkadang beberapa dan sebagian masyarakat merasa bahwa sistem proporsional ini sangat tidak demokratis, padahal tidak sepenuhnya seperti itu.
4.1 Kelebihan
1. Mendorong kontrol dan peran yang signifikan dari partai politik untuk memberikan gagasan dan kaderisasi (rekrutmen) terhadap kadernya yang akan maju sebagai caleg