Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Makhluk Dua Dunia

5 Januari 2021   09:56 Diperbarui: 5 Januari 2021   10:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tahu. Sangat melelahkan harus mengikuti segala gerakanmu. Sesekali melanggar 'hukum alam' tidak apa-apa, kiranya."

"Kamu sama menjengkelkannya dengan orang-orang di sekolah."

"Dan apanya yang kamu sebut tidak adil?" tanya spontan bayangannya itu.

"Sangat banyak. Mengapa harus ada tampan dan jelek? Bukankah itu sangat tidak adil?" Perlahan Ayya duduk sembari tetap menatap cermin.

"Kamu terlalu cepat mengambil kesimpulan."

"Tapi akan sangat adil jika semua orang tercipta dengan ketampanan atau kecantikan yang sama. Maka semua orang akan mudah untuk mencintai sesamanya," gerutu Ayya sambil menengok ke ranjang.

"Aku hanya ada di dalam cermin, Ayya."

"Maaf."

"Dan kamu masih terlalu cepat mengambil kesimpulan."

"Aneh! Tidak bisakah kamu menjawab dengan kalimat lain?"

"Kamu sungguh beruntung menjadi manusia, Ayya," ujar bayangannya tanpa menghiraukan pertanyaan Ayya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun