Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Makhluk Dua Dunia

5 Januari 2021   09:56 Diperbarui: 5 Januari 2021   10:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan berhenti memainkannya. Sangat tidak menarik!" tegas Ayya.

"Begitulah, Ayya! Kematian adalah bagian yang paling menarik dari kehidupan."

"Ah, aku mengerti. Maka itu adalah sebuah siklus abadi?"

"Kamu bisa menyebutnya demikian."

Ayya terdiam (lagi). Ia membaringkan dirinya di lantai; di depan cermin. Memandang langit-langit dengan pikiran kosong, tak sadar ia telah tertidur.

"Ayya, bangun!" seru ibu sembari sedikit mengusap pipi Ayya.

"Ah, iya. Apa yang terjadi?" tanya Ayya setengah sadar.

"Kamu tertidur di lantai dengan seragam yang masih lengkap. Tidakkah itu sebuah kenakalan?"

"Ah, iya. Aku akan segera mandi sore."

"Ibu akan menunggumu di meja makan," ujar ibu sembari pergi meninggalkan kamar.

Ayya tak tahu lagi, apakah kejadian itu hanya mimpi atau kenyataan? Ia melihat ke cermin, dan Ayya kembali melihat gadis itu mengedipkan kedua matanya. Ayya yakin itu kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun