Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Peperangan Batin

6 Juni 2020   05:34 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/peperangan/photo:doc.pri

Memang selama ini  Gischa sering nampak kelelahan mengurus keperluannya dan anak-anak. Walau perempuan itu tak pernah mengeluh, tapi Anan bisa merasakan bahwa Gischa seperti tertekan dengan kondisi phisiknya yang lemah. Kadang Anan dengan suka rela sering membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.

Masalah hubungan suami istri..? Anan juga tak pernah membahas karena ia tahu Gischa tak mampu melakukannya. Apakah justru karena Anan tak pernah membahasnya Gischa merasa tertekan? Padahal selama ini Anan tak mau membicarakan hal itu karena khawatir Gischa tersinggung.

"Astagfirullah," gumam Anan membuang napas beratnya.

"Assalamualaikum," sapa seseorang. Anan mengenali suara itu.

"Waalaikumussalam," jawab Anan bangkit menyalami laki-laki yang menyapanya.

Abah Hussain, orang biasa memanggilnya. Laki-laki setengah baya yang sering memberikan tausyiah dan menjadi rujukan bila ada yang ingin diskusi masalah agama.

"Saya tadi mampir ke warung, ternyata Antum ada di sini," ujar Abah Hussain.

"Ada apa nyari saya, Bah?" Anan sedikit kaget.

"Ah... nggak apa-apa, cuma kebetulan Umminya anak-anak pengen Bakso."

"Oh.. saya kira ada apa, Bah." Dalam hati Anan berpikir, mungkin tidak ada salah mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi dengan Abah Hussain.

"Oh ya, Bah.. boleh saya nanya sesuatu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun