Memang selama ini  Gischa sering nampak kelelahan mengurus keperluannya dan anak-anak. Walau perempuan itu tak pernah mengeluh, tapi Anan bisa merasakan bahwa Gischa seperti tertekan dengan kondisi phisiknya yang lemah. Kadang Anan dengan suka rela sering membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
Masalah hubungan suami istri..? Anan juga tak pernah membahas karena ia tahu Gischa tak mampu melakukannya. Apakah justru karena Anan tak pernah membahasnya Gischa merasa tertekan? Padahal selama ini Anan tak mau membicarakan hal itu karena khawatir Gischa tersinggung.
"Astagfirullah," gumam Anan membuang napas beratnya.
"Assalamualaikum," sapa seseorang. Anan mengenali suara itu.
"Waalaikumussalam," jawab Anan bangkit menyalami laki-laki yang menyapanya.
Abah Hussain, orang biasa memanggilnya. Laki-laki setengah baya yang sering memberikan tausyiah dan menjadi rujukan bila ada yang ingin diskusi masalah agama.
"Saya tadi mampir ke warung, ternyata Antum ada di sini," ujar Abah Hussain.
"Ada apa nyari saya, Bah?" Anan sedikit kaget.
"Ah... nggak apa-apa, cuma kebetulan Umminya anak-anak pengen Bakso."
"Oh.. saya kira ada apa, Bah." Dalam hati Anan berpikir, mungkin tidak ada salah mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi dengan Abah Hussain.
"Oh ya, Bah.. boleh saya nanya sesuatu."